STUDI
KASUS
Nama : Agustam
Nama Panggilan : Agus
TTL : Makassar, 22 Mei
2001
Kelas : V A
Alamat Rumah : Jalan Sultan Abdullah 3/4 Nomor
110 Tallo Kota Makassar
Nama Sekolah : SD Inpres Tallo Tua I Kecamatan
Tallo Kota Makassar
Alamat Sekolah : Jalan Sultan Abdullah Makassar
Nama Guru : Isman, S. Pd
Kepala Sekolah : Saiye Ali, S. Pd
Diagnosa Awal : Pemurung, Pemalu
Identitas Orang Tua
ü Ayah : Yakub Aswan (Daeng
Yakub)
TTL : Makassar, 23 Mei
1982
Riwayat
Pendidikan : SMK
Pekerjaan : Wiraswasta
ü Ibu : Sulijah (Daeng
Liang)
TTL :
Makassar, 20 Januari 1983
Riwayat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agustam lahir pada tanggal 22 Mei
2001, dan biasa dipanggil dengan nama panggilan Agus. Agus sekarang duduk
dikelas V A di SD Inpres Tallo Tua Kecamatan Tallo Kota Makassar. Di lingkungan
keluarganya, Ayah dan Ibu Agus banyak menghabiskan waktunya di tempat kerjanya (Pasar Tinumbu) dan saking sibuknya
sehingga kurang memperhatikan anaknya. Dimana aktivitas orang tua Agus menghabiskan
sekitar 12 Jam sehari semalam sehingga berimbas pada pola asuh anaknya. Dimana
didalam kesehariannya, Agus pada saat
selesai sekolah langsung pulang kerumahnya dan tidak terbiasa keluar bermain
dengan teman-teman sebayanya karena dilarang orang tuanya. Hal tersebut berefek
pada perilaku pemurung dan pemalu yang tertanam didalam kepribadian Agus. Dapat
dikatakan bahwa orang tua Agus kurang memperhatikan Agus baik dalam
perkembangan fisik dan perkembangan mental Agus. Agus didianogsa oleh peneliti
mengalami kurang kasih sayang. Agus pada proses pembelajaran dikelas cenderung
mengalami keterlambatan dalam memahami mata pelajaran yang diajarkan oleh
gurunya. Hal tersebut dipengaruhi oleh kepribadian Agus yang pemurung dan
pemalu, sehingga apapun yang diajarkan oleh gurunya hanya dikerjakan sendiri di
tempat duduknya tanpa pernah bertanya sekali pun kepada teman sejawatnya
ataupun gurunya. Hasil belajar Agus pun sangat rendah dibandingkan dengan
teman-teman kelasnya. Peneliti berkesimpulan bahwa jika hasil belajar Agus
rendah maka hal yang akan terjadi kedepan, Agus akan tinggal kelas. Jika tinggal kelas, maka Agus akan tetap pemurung
dan pemalu maka dapat dipastikan akan membuat kekurangan Agus semakin akut.
Akut dalam artian akan membuat Agus putus sekolah karena malu tinggal kelas. Peneliti
melakukan diskusi dengan guru, dari hasil disikusi disimpulkan bahwa perlu penanganan
lanjut dari guru agar tidak menimbulkan efek domino. Langkah yang harus
dilakukan oleh guru adalah melakukan pendekatan emosional kepada Agus.
Pendekatan emosional ini sangat bermamfaat, dimana Agus akan terpenuhi perasaan
untuk disayangi. Terpenuhinya perasaan ingin disayangi Agus akan berefek pada
beraninya Agus untuk belajar bersosialisasi, hasil sosialiasi dengan teman
sejawatnya akan membuat Agus tidak pemurung lagi karena agus sudah mendapat
teman dan melalui temannya maka Agus akan dapat tersenyum kembali. Dalam artian
bahwa Agus akan memiliki arti penting dalam menjalani aktivitas sekolahnya. Kasih
sayang memang sangat diperlukan oleh anak yang berada pada tahap perkembangan
operasional konkret. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan guru adalah
berdikusi dengan orang tua Agus. Guru berdiskusi dengan orang tua Agus untuk
membahas solusi perilaku pemurung dan pemalu Agus. Solusi yang akan ditawarkan
guru kepada orang tua Agus adalah meluangkan waktu untuk memperhatikan dan
berinteraksi dengan Agus serta memberikan Agus kasih sayang. Didalam interaksi
antara orang tua Agus dengan Agus, disisipkan pembelajaran mengenai arti
penting kehidupan dan pentingnya berinteraksi dengan teman sejawat dan guru
Agus. Pembiasan kepada Agus agar senantiasa berinteraksi akan mengikis sedikit
demi sedikit sifat pemurung dan pemalu serta akan menanamkan kepercayaan diri
kepada agus untuk berani mencari teman, berani bertanya, dan lain-lain.
Peneliti berkesimpulan bahwa ada
hubungan antara sifat pemurung dan pemalu dengan rendahnya hasil belajar murid.
Hal tersebut diakibatkan tidak berjalannya komunikasi dua arah dalam proses
pembelajaran, dimana didalam proses pembelajaran diwajibkan terjalin komunikasi
antara murid dengan murid, serta terjalin komunikasi antara murid dengan guru
(sumber belajar). Dimana sifat pemurung dan pemalu diakibatkan oleh pola asuh
yang diterapkan oleh orang tua murid. Dimana orang tua terkadang karena
kesibukan maka kurang mendidik, mengasuh, memberikan kasih sayang kepada
anaknya. Sehingga anak pun tumbuh dengan sikap individualnya, yang peneliti
dapatkan pada penelitian ini adalah sifat pemurung dan pemalu. Saran peneliti
kepada guru, guru harus mengembangkan sikap dan menjalankan fungsi
profesionalismenya. Kepala sekolah disarankan untuk senantiasa melaksanakan
pertemuan dengan komite sekolah membahas perkembangan murid disekolahnya. Orang
tua murid, disarankan agar memperhatikan perkembangan fisik dan perkembangan
mental anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar