STUDI
KASUS
Nama : Zulkifli
Nama Panggilan : Zul
TTL : Makassar, 23
April 2002
Kelas : IV A
Alamat Rumah : Jalan Sultan Abdullah 2/4 Nomor 127 Tallo
Kota Makassar
Nama Sekolah : SD Inpres Tallo Tua I Kecamatan
Tallo Kota Makassar
Alamat Sekolah : Jalan Sultan Abdullah Makassar
Nama Guru : Irwansyah, A. Ma
Kepala Sekolah : Saiye Ali, S. Pd
Diagnosa Awal : Selalu datang terlambat, Malas belajar,
Identitas Orang Tua
ü Ayah : Pipin (Daeng
Nompo)
TTL : Gowa, 16 Juli
1984
Riwayat
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Sopir Angkot
ü Ibu :
Sumarni (Daeng Kanan)
TTL :
Makassar, 25 Agustus 1985
Riwayat Pendidikan : SD
Pekerjaan : Penjual Ikan
Zulkifli adalah salah satu murid
kelas IV A SD Inpres Tallo Tua I Kecamatan Tallo Kota Makassar. Teman kelas,
dan gurunya biasa memanggil Zulkifli dengan nama Zul. Zul didalam aktivitas
sekolahnya selalu datang terlambat, malas belajar. Perilaku Zul tersebut
dimulai pada saat mulai menginjak kelas IV A SD Inpres Tallo Tua I Kecamatan
Tallo Kota Makassar. Jika perilaku Zul tersebut berlangsung terus maka akan sangat
berdampak langsung kepada menurunnya hasil belajar Zul. Sehingga Zul akan
merasa kurang percaya diri dalam bergaul dengan teman sebayanya karena merasa
bodoh dan tak pantas untuk mereka. Menurunnya hasil belajar Zul dapat
membuatnya tinggal kelas.
Perilaku Zul didalam aktivitas
sekolah yang selalu datang terlambat, malas belajar, setelah ditelusuri oleh
peneliti ternyata diakibatkan oleh faktor ekonomi, dimana didalam kesehariannya
Zul harus senantiasa membantu Ibunya untuk mengangkat Ikan setelah salat subuh
di pelelangan ikan. Ikan tersebut akan dijual oleh Ibunya untuk menambah
penghasilan keluarga Zul. Jarak antara pelelangan ikan dengan tempat penjualan
ikan Ibu Zul terbilang cukup jauh. Setelah membantu Ibunya, Zul baru dapat
kembali kerumahnya untuk bersiap-siap kesekolahnya, dimana jarak antara rumah Zul dan sekolah agak
berjauhan sehingga Zul datang kesekolah agak terlambat. Zul juga kecapean
karena terkurasnya tenaga Zul untuk mengangkat ikan dari pelelangan ikan ke
tempat penjualan ikan Ibu Zul, dan menempuh jarak antara pelelangan dengan
rumah Zul serta sekolah dimana Zul menempuh pendidikannya. Terkurasnya tenaga
Zul berefek pada antusiasme belajar Zul, dimana Zul malas dan mengantuk pada
saat proses pembelajaran berlangsung.
Peneliti dan Guru melakukan diskusi
alot terkait dengan persolan Zul dan solusi yang harus diterapkan. Peneliti
menganjurkan kepada guru agar memilih strategi tepat untuk memecahkan solusi
Zul. Langkah guru yang pertama adalah berkomunikasi dengan Kepala Sekolah agar Zul diberikan beasiswa. Beasiswa
diharapkan mengurangi beban keluarga Zul dan membantu Zul untuk fokus dan
semangat dalam belajar. Fokus dan semangatnya Zul dalam belajar akan membantu
Zul untuk dapat meningkatkan hasil belajarnya. Langkah selanjutnya adalah berkomunikasi
dengan kedua orang tua Zul untuk tidak terlalu membebankan Zul dalam membantu Ibunya
karena Zul masih sekolah dan menjelaskan arti pentingnya pendidikan Zul untuk
masa sekarang dan masa depannya. Langkah ketiga yang harus dilaksanakan oleh
guru pada saat waktu luang adalah memberikan tambahan jam belajar kepada Zul
untuk mengejar keterlambatan belajar Zul.
Kesimpulan peneliti, ternyata faktor
ekonomi sangat berpengaruh kepada hasil belajar murid. Hal tersebut dipengaruhi
cara berpikir orang tua yang selalu ingin memamfaatkan potensi sumber daya
manusia dikeluarganya meskipun masih belum layak untuk membantu mencari
tambahan dana demi memenuhi kebutuhan keluarga. Hipotesa ini adalah hasil
observasi peneliti, dimana ada kecenderungan murid yang kurang mampu untuk
malas dalam belajar karena faktor kurangnya sumber belajar dan tidak kondusifnya
kondisi lingkungan belajar serta orang tua yang terkadang kurang merespon dan
mengetahui arti penting pendidikan. Jika ada murid yang bermasalah dengan hasil
belajarnya maka tugas guru adalah menyelesaikan masalah tersebut. Suksesnya
murid dalam mencapai tujuan pembelajaran tergantung kepada gurunya dan faktor
yang tidak dapat dinafikan keberadaanya adalah dukungan lingkungan belajar
murid. Diharapkan pihak yang berwenang lebih memperhatikan mutu pendidikan
dengan memberikan dukungan moril dan material dalam program pengembangan
pendidikan dan hasil belajar murid, tidak hanya memberikan beasiswa hanya 20%
kepada peserta didik yang kurang mampu. Pendidikan merupakan salah satu
kebutuhan manusia yang sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya,
melalui pendidikan diharapkan siswa memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sangat diperlukan untuk memecahkan
persoalan yang dihadapi. Pendidikan memiliki peran penting dalam mencerdaskan
bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar